Sejarah BAIC
Brighton Anglican Indonesian Church, Church of Love and Compassion
Gereja Brighton Anglican Indonesian Church (BAIC) memulai kebaktian pertamanya sebagai Christ Living Church (CLC) pada tanggal 18 Juni tahun 2006 jam 10.00 pagi, menggunakan gedung Peakhurst School of Art, NSW, Australia. Kebaktian pertama dihadiri oleh sekitar 30 orang (termasuk anak-anak). Setelah kebaktian, ketika jemaat sedang menikmati makan siang bersama, tiba-tiba ada sebuah pesawat yang terbang tinggi tepat di atas gedung kebaktian lalu membuat dua tulisan di udara dengan menggunakan asap putih di langit, bertuliskan, “Trust in Jesus alone” dan “Jesus saves”.
Saat itu, ada konfirmasi di hati saya, bahwa Tuhan sedang menggunakan dua kalimat di udara itu sebagai “tanda” di langit untuk mengirimkan pesan bahwa Dia berkenan dan meneguhkan berdirinya gereja ini serta memberikan pengurapan dan berkatNya kepada gereja yang dikasihiNya. Beberapa bulan kemudian, ada konfirmasi lagi di hati saya bahwa Allah tidak mau kami menggunakan gedung kecil tersebut terlalu lama, sehingga saya mengumumkan kepada jemaat bahwa kami akan mengadakan kebaktian di gedung School of Art tsb hanya sampai Anniversary yang pertama saja, tapi kami belum tahu akan pindah ke mana setelah itu.
Kami sangat senang, karena kami merasakan hadirat Tuhan di setiap kebaktian kami yang penuh kuasa dan dinamis. Banyak mujizat terjadi di dalam kehidupan sehari-hari jemaat. Mereka bersatu dan sehati sebagai satu keluarga Kristus. Mereka saling membantu dan melakukan pelayanan dengan penuh sukacita, meskipun setiap Minggu harus bongkar-muat alat-alat musik dan audio system. Tuhan mengirimkan jiwa-jiwa baru dari latar belakang budaya yang berbeda, dan satu persatu mereka mengalami “penampian” Tuhan sendiri sehingga beberapa orang akhirnya keluar dari gereja. Namun “penampian” ini tidak menyebabkan jumlah jemaat berkurang, tapi semakin bertambah dengan jiwa-jiwa baru yang lebih “segar”, lebih bersemangat, lebih “produktif” dan mengasihi Tuhan dan gerejaNya. Mereka semua diubahkan Tuhan secara radikal dan luar biasa.
Walaupun organisasi ini berbeda dengan gereja Anglican, tapi kami diterima dan diperlakukan seperti “keluarga” sendiri oleh jemaat St. Paul’s Anglican Chruch. Mereka mendukung kami dengan menyediakan fasilitas dan tempat untuk melayani dan sebaliknya CLC membantu mereka dalam pelayanan dan pembangungannya. Tuhan sangat memberkati kita semua. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus, semua kemuliaan hanya untukNya.
Sebenarnya, gereja ini sudah sejak awal ditawari untuk masuk menjadi anggota gereja Anglican. Akhirnya, kami mencoba untuk menerima tawaran ini, sehingga mulai 15 Maret 2009 meskipun status masih mandiri secara organisasi, tetapi kami masuk sebagai “anggota” jemaat St. Paul’s Anglican Church, Kogarah. Jemaat St. Paul’s Anglican Church menerima kamis semua sebagai anggota keluarga mereka yang baru. Tapi keanggotaan ini tidak mengubah pelayanan kami a.l.: doktrin, liturgi, finansial, manajemen, kepemimpinan, dsb.
Di bawah kasih karunia Tuhan, melalui tahapan ini kami makin didorong untuk melakukan pelayanan dengan lebih efektif dan memberitakan Firman Tuhan dengan lebih produktif ke seluruh dunia melalui teknologi internet. Karena itu team IT (Information Technology) kami mengembangkan website gereja untuk meng-upload pesan-pesan pelayanan kami sehingga bisa diakses dengan mudah oleh semua orang di seluruh dunia.
Sejak tahun 2009, kebaktian umum CLC pada setiap hari Minggu disiarkan secara langsung (live broadcast) melalui internet “streaming” ke seluruh dunia. Dengan demikian, melalui teknologi internet ini, walaupun CLC adalah gereja lokal dengan jemaat yang terbatas, tapi bisa melakukan pelayanan yang berdampak global dan tak terbatas. Bahkan karena website ini dikelola dengan baik, maka bila kita “browsing” (mencari) di Google “search engine” dengan mengetik beberapa “key words” (kata-kata kunci) a.l.: gereja Indonesia di Sydney, khotbah online, dll kita akan mendapati bahwa website CLC akan tampil di halaman pertama. Berdasarkan data statistic Google, website kami memiliki “load traffic” yang cukup besar, yaitu hampir 30,000 traffic (akses) per tahun. Pengunjung website ini tersebar di 124 negara di dunia. Dan rata-rata 25% nya adalah pengakses (pengunjung website) yang tetap. Meskipun ada perbedaan waktu di belahan dunia yang lain dengan waktu Sydney, pengunjung website tetap setia mengikuti pelayanan kami melalui dunia maya.
Puji Tuhan, saat ini pelayanan kami dikenal di seluruh dunia. Hampir setiap hari saya menerima undangan pelayanan dari seluruh dunia, a.l.: Afrika Selatan, India, Filipina, Vietnam, Thailand, China, Hongkong, Myanmar, Indonesia, Liberia, etc. Bahkan beberapa gereja di Negara-negara tersebut minta kami menjadi partner pelayanan mereka untuk melakukan pelayanan misi di negara mereka.
Bahkan mulai awal tahun depan, yaitu 1 January 2016 CLC diminta sepenuhnya bergabung dengan gereja Anglican supaya memiliki “ownership” (hak kepemilikan) terhadap gedung gereja tsb dan bukan hanya menjadi “tenant” (penyewa) saja seperti pada waktu di Kogarah. Jelas tawaran ini sangat menguntungkan sebab dengan demikian kami bisa memiliki gedung gereja sendiri untuk mengembangkan dan memantapkan pelayanannya menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi.
Sejarah Tuhan dalam kehidupan gerejaNya sudah dimulai dan akan terus berlangsung dengan lebih dahsyat dan spektakular di masa yang akan datang. Saya sadar bahwa semua ini terjadi karena anugerahNya saja, karena itu segala hormat puji syukur dan pujian serta kemuliaan hanya layak bagi Tuhan saja.
Dalam berkat dan pengurapan Tuhan Yesus,
Ir. Agus Rahardja DS, MA
Gembala Sidang Brighton Indonesian Anglican Church